RSS

Pages

DOA IBU DAN KERJA KERAS

Sosok yang sudah mulai memiliki kerut di wajahnya itu adalah orang yang sangat penting bagiku. Dia mengandung selama 9 bulan lebih, dia melahirkanku dan merawat aku hingga sekarang. Dia sosok luar biasa untukku. Mamah, itulah panggilanku untuk dia. Entahlah, sudahkah aku bisa membanggakan dan membahagiakannya atau mungkin malah sebaliknya.
17 tahun sudah aku menjadi seorang anak. Aku merasa masih banyak kesalahan yang aku lakukan terhadap ibuku. Kata-kata kasar mungkin pernah aku lontarkan. Tetapi dia tetap sabar menghadapiku. Sungguh jika aku sudah melakukan hal tersebut maka ada rasa bersalah yang sangat besar menghinggapiku. Aku tahu tak seharusnya aku menyakitinya karena dia ibuku. Lagi pula aku tahu jika ada satu kata yang baik atau tidak baik keluar dari mulutnya itu akan menjadi doa bagiku. Oleh karena itu, aku sangat tidak ingin itu terjadi. Ingin sekali aku tidak menyakiti beliau lagi.
Doa dari ibu sangat berpengaruh menurutku, seperti yang aku alami di dalam hidupku, khususnya enam tahun yang lalu. Pada saat itu aku akan melakukan ulangan semester ganjil pertamaku di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu aku belajar dengan sungguh-sungguh dan tak lupa aku meminta doa kepada Tuhan dan orang-orang yang kusayang.
Aku melewati hari demi hari ulangan itu dan sampai pada hari dimana hasil kerja kerasku saat ulangan di beritahukan dalam sebuah buku, yang biasa disebut rapor.  Awalnya aku biasa saja, aku ikhlas dengan semua hasil yang akan aku dapatkan nanti. Jika aku tidak mendapatkan peringkat pun tidak apa-apa. Setidaknya aku telah berusaha untuk mengerjakan dengan  kemampuanku dan sebaik-baiknya.
Tuhan memang adil kawan, Dia Maha Melihat dan juga Maha Mengetahui setiap usaha yang dilakukan hamba-Nya. Aku masuk peringkat tiga besar. Ya, itu hal yang sangat menggembirakan bagiku, dan tentunya keluargaku. Itu juga termasuk pencapaian luar biasa, dimana aku yang tadinya biasa saja, tetapi dengan usaha yang aku lakukan dan doa dari orang-orang yang kusayang, khususnya ibuku aku dapat meraihnya.
Tidak hanya itu ceritaku tentang doa dan kerja keras. Saat aku akan melanjutkan pendidikanku ke Sekolah Menengah Atas (SMA) pun itu berulang. Beberapa sekolah sudah membuka pendaftaran. Aku pun mencoba mendaftar ke beberapa sekolah favorit di kotaku, lebih tepatnya sih dua sekolah saja. Awalnya aku mendaftar hanya ingin coba-coba karena teman-temanku banyak yang mendaftar ke sekolah itu. Jujur, aku tidak peduli apakah aku lulus dan dapat bersekolah disana. Aku sangat pesimis saat itu, terlebih saat mengetahui yang mendaftar disana adalah anak-anak yang sering menjadi bintang kelas dan sering mewakili sekolah mereka masing-masing untuk mengikuti kejuaraan.
Tes  masuk sekolah di depan mata. Saat itu aku belajar, tetapi miris memang karena aku tak tahu sebenarnya apa yang aku pelajari. Aku merasa jika aku hanya belajar saja itu tak cukup. Aku pun sebagai seorang muslim melaksanakan kewajibanku, yakni shalat. Setalah shalat, tak lupa pula aku berdoa. Aku juga meminta untuk di doakan oleh kedua orangtuaku, khususnya ibu. Aku berharap tes nanti akan berjalan lancar dan sesuai harapanku.
Tes pun aku lakukan. Dan seminggu setelah itu pengumuman. Sungguh ini sangat diluar dugaan. Ya, aku mendapatkan apa yang aku inginkan, aku diterima di dua sekolah favorit di kotaku. Subhanallah, aku yakin semuanya ini pasti ada campur tangan Tuhan, orangtuaku dan yang pasti setiap usaha pasti akan mendapatkan imbalan sesuai usaha yang sudah dilakukan. Percayalah kawan tak ada yang mustahil di dunia ini jika kita bersungguh-sungguh dan bekerja keras.  
Orangtua adalah sosok yang tak mungkin ku lupakan. Untuk semua kasih sayang dan semua waktu yang mereka berikan kepadaku juga doa yang mereka panjatkan, terutama doa Ibu yang tak ternilai harganya. Maka jika aku sukses kelak merekalah salah satu yang berjasa atas semua yang ada pada perjalanan hidupku.

0 komentar:

Posting Komentar